Event musik Young Struggle lahir dan hadir untuk memperingati Anniversary ke 5tahun dari sebuah kelompok supporter sepak bola di Kabupaten Sragen. Adanya hambatan dalam proses komunikasi didalam serangkaian prosesi acara membuat ketua harus memiliki gaya komunikasi yang efektif untuk mencapai tujuan dari event yaitu meningkatkan eksistensi. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Terkait dengan teknik pengumpulan informan, Sugiyono (2019) menyatakan bahwa purposive sampling merupakan teknik sampling yang paling umum digunakan dalam penelitian kualitatif. Dalam proses validasi data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Yang terakhir, proses analisis data, Sugiyono (2019) mendefinisikan bahwa analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari catatan lapangan atau observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat 4 gaya komunikasi yang digunakan oleh ketua event musik Young Struggle yaitu The Equalitarian Style, The Structuring Style, The Dynamic Style, dan The Reliquishing Style. Dari berbagai gaya komunikasi ini, The Equalitarian Style merupakan gaya yang paling ideal digunakan dalam berkomunikasi, karena komunikasi terjalin secara dua arah yang dilandasi aspek kesamaan. Ciri khas gaya komunikasi ini adalah adanya feedback dari komunikator. Komunikasi yang dijalin cenderung dilakukan secara terbuka dan dinilai efektif dalam event musik Young Struggle untuk meningkatkan eksistensi di Kabupaten Sragen.
Kata kunci : Gaya Komunikasi, Kepemimpinan, Gaya Komunikasi Kepemimpinan